
Di kampung itu, budeku sudah mendahului mengajar dan tinggal disana. Ia
sudah berkeluarga dan memiliki suami putera asli kampung itu. Saat itu mereka
meiliki 3 orang puteri dan yang kedua memiliki usia yang sama denganku.
Hari pertamaku berangkat sekolah terasa sangat asing. Tapi mungkin sudah menjadi bakat bawaan sejak lahir aku langsung melebur mencoba untuk memperkenalkan diri dan bersikap baik terhadap teman dikelas yang akhirnya mereka juga membalasnya dengan mau menjadi temanku. Beberapa teman yang masih aku ingat pertama kali dekat denganku adalah Riswanto, Husen, Sumarno, Acip, Amsori, Usup, Ajat, dan Sana. Itulah beberapa teman yang langsung akrab denganku.

Setahun tak terasa, akhirnya kami siap menghadapi Ujian Nasional. Saat itu
aku dan teman teman sangat bersemangat untuk menghadapinya. Beberapa waktu
sebelum ujian kami saling bertukar cerita tentang mimpi, cita-cita kami dimasa
depan. Ada yang mau melanjutkan sekolah ada yang mau bekerja ke jakarta, ada juga
yang belum tahu mau kemana. Tapi kami tetap senang memiliki sahabat seperti
kami ini.
Saat ujian tiba, kami harus mengikuti ujian di sekolah lain. Yaitu sekolah
yang ada di dekat dengan desa. Saat itu kami sekolah di SD Sindanglaya 1.
Tepatnya di desa sindanglaya. Setiap pagi kami berjalan turun menyusuri
terasering persawahan. Melawan embun-embun yang masih tertekuk erat dengan padi
dan rumput-rumput yang kami injak. Terasa dingin sekali.
Tiga hari kami lalui, plong rasanya dan kami semua sangat optimis akan
kelulusan. Sampai hari kelulusan alhamdulilah semua teman lulus. Kami snagat
bahagia, saling berpelukan menikmati perjuangan belajar selama ini. Saat itu
aku bahkan mendapat nilai tertinggi se desa untuk mata pelajaran IPS. Haha,
memang aku ahli IPS.
No comments:
Post a Comment