Kau Yang Berasal Dari Gunung

Matahari mulai beranjak dari ufuk timur, kala itu juga kesibukan mulai terlihat disebuah kampung yang terletak di kaki Gunung Bongkok. Para petani mulai bergegas pergi ke sawah, para pengangkut kayu baru saja menyelesaikan segelas kopinya untuk segera pergi ke hutan tempat mereka bekerja. Pekerjaaan mereka adalah membawa bongkahan kayu-kayu besar dari lereng-lereng gungung hingga ke tepi jalan. Kadang dibeberapa lereng terjal, mereka tidak memikul bongkahan-bongkahan kayu itu tapi mreka menggelontorkannya melalui tebing-tebing terjal. Pekerjaan ini rupanya sangat berat, hal itu kulihat dari urat-urat besar yang mengelilingi otot mereka. 

Dijalan, terlihat beberapa anak berbaju merah putih yang bergegas berangkat menuju sekolah. Diantara mereka adalah aku bersama temanku Yanto, Acip, Amsori dan Kusnadi. Kami sering berangkat bersama. SD kami bernama SD Sindanglaya 3, tepatnya ada di Kp. Pasir Eurih Desa Sindanglaya Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak Provinsi Banten. 

Di sini aku adalah anak baru, setelah sebelumnya dari kelas 1 sampai 5 aku habiskan di kampung halamanku di SD Muncang 3 Kp. Nanggung. Aku pindah ke sini karena ikut dengan Bapak yang kebetulan mendapat tugas mengajar disini. 

Disekolah teman-teman sangat ramah kepadaku, mereka sangat baik dan mau berteman denganku. Mereka-mereka ini berasal dari kampung-kampung sekitar seperti Hegarsari, Sigoyot dan beberapa kampung lain. 

Diantara mereka ada, ada satu gerombolan anak yang setiap hari berangkat bersamaan yang membuatku bertanya-tanya. Gerombolan itu berisikan anak-anak dari beberapa kelas. Mulai kelas 1 hingga kelas 4. Kemudian setelah kucari tahu siapa sebenarnya mereka, ternyata mereka adalah anak-anak yang berasal dari balik gunung yang terlihat dibelakang sekolah. 


Mereka berjumlah belasan orang dan dari kelas yang berbeda. Setiap hari mereka berangkat bersamaan dipimpin oleh seorang anak perempuan yang duduk dibangku kelas 4. Pakaian mereka sama dengan pakaian kami, namun kebanyakan pakaian mereka lusuh seperti tak disetrika. Dan banyak bekas getah-getah tumbuhan hutan menempel permanen dibaju mereka. Karena yang tertua diangggap bertanggungjawab, ketika yang tertua sakit, mereka semuapun tidak masuk sekolah. Ketika itu terjadi, gurupun sudah mengerti dengan keadaan itu. 

Aku sendiri merasa salut dengan perjuangan mereka. Mereka rela berjalan jauh melewati gunung dan bukit-bukit setiap harinya hanya untuk ikut belajar di sekolah. Setiap hari mereka melalui itu tanpa menghiraukan jalan licin, hujan besar bahkan bahayanga hewan buas. 

Semangat belajar yang membara seperti inilah yang membuatku yakin bahwa daerah ini akan melahirkan pemimpin-pemimpin tangguh dimasa yang akan datang. Sejak saat itu akupun bertekad untuk belajar lebih giat agar suatu saat nanti aku bisa membantu mendekatkan pendidikan kepada anak-anak tangguh seperti mereka. 

2 comments:

  1. heummm..ada banyak cerita yang belum tertuliskan..namun perjuangannya selalu menjadi bahan cerita yang tang pernah berhenti,bahkan diantaranya menjadi legenda...ya legenda yang tak lain berawal dari riuhnya alam yang tak di sesali oleh penghuninya...

    ReplyDelete
  2. 頑張った下さいヽ(^^)ノアバスさん

    ReplyDelete

Kau Yang Berasal Dari Gunung

Matahari mulai beranjak dari ufuk timur, kala itu juga kesibukan mulai terlihat disebuah kampung yang terletak di kaki Gunung Bongkok. Pa...