Sabtu 15 november 2014
aku meninggalkan kota Yangon untuk pulang ke tanah air kebanggan, Indonesia.
Berangkat ke bandara ditemani dua teman member YSEALI dari Vietnam, mereka
adalah Nguyen Chi Long dan Vu Lan Huong. Kami bertiga merupakan orang terakhir
yang meninggalkan Yangon dihari sabtu. Karena memang masih ada dua teman yaitu
Aliza Napartivaumnuay dari Thailand dan Kay Amphone Sihalath dari Laos yang
extend sehari di Yangon.
Tepat pukul 3 sore
dibawah hujan rintik kami meninggalkan Summit Parkview Hotel. Berat rasanya
ketika kami harus meninggalkan Adam dan Christina disana. Namun kami harus
tetap pergi karena kami harus bersaing dengan waktu. Didalam taxi kami masih
berbicara mengenai teman-teman yang telah pulang lebih dulu. Kemudian satu saat
didalam taxi si sopir bertanya kepada saya “Where you from?” kemudian saya
menjawab “Indonesia”. Kemudian dia bertanya lagi “you moslem?” saya bilang
“Yes” . Diapun tersenyum kepada saya dan kemudian dia mengatakan bahwa dia
seorang muslim juga. Kami ngobrol banyak dalam mobil tentang keadaan muslim
disana. Dia sempat membertahu kepada saya bahwa saat ini ada 1110 mesjid di
Myanmar. Dan yang paling keren adalah setiap hari jumat disetiap mesjid di
Yangon mereka melakukan sholat jumat dua kali karena jamaahnya sangat penuh.
Setelah lama berbicara diapun memberikan nomer telponnya kepada saya dan dia
berkata jika suatu saat nanti saya ke Yangon lagi, dia akan jemput saya
dibandara.
Sesampainya dibandara
kami langsung menuju counter check in pesawat, saat itu saya menuju counter
Thai Airways. Kemudian setelah itu kami pindah keatas bandara untuk melewati
proses imigrasi. Setelah semua selesai kami sempatkan untuk bercengkrama untuk
teakhir kalinya. Kami makan di salah satu restoran di bandara. Sambil makan dan
selfie dengan cangkir pak Obama. Tepat setelah makan kami pergi ke gate dimana
dua Vietnam ini akan pergi. Aku hanya bisa mengantar mereka ke pintu depan
saja. Disana kami berpelukan dan foto bersama. Oh momen yang sangat berat
bagiku. Seiring datangnya panggilan merekapun pergi meninggalkanku.
Setelah beberapa menit
menunggu akupun langsung masuk menuju gate karena pesawatku akan segera
boarding. Sesampainya didalam pesawat, aku merasa berat sekali untuk
meninggalkan kenangan yang ada dikota ini. Pengetahuan baru, pengalaman, dan
persahabatan yang membuat aku merindukan semua itu.
22.00 aku sampai di
bandara Suvarnabhumi Bangkok. Pada awalnya aku ingin mencari counter Garuda
Indonesia karena aku ingin mengganti jadwal penerbanganku karean menurutku itu
terlalu pagi. Namun setelah aku bertanya kepada petugas information service
mereka tidak tahu dimana office garuda Indonesia. Dengan berat hati akupun
langsung menuju lantai dasar bandara utuk mencari taksi ke hotel dan terbesit
dalam benaku “Yasudahlah mungkin aku pulang besok pagi saja”.
Sesampainya di hotel
aku langsung check in dan diantar menuju kamarku. Kamarnya cukup bagus untuk
ukuran anak gembala ini. Disana aku langsung membuka laptop dan chatting dengan
beberapa teman lain. Satu teman bernama Mas Bagus Berlian menyuruhku untuk
tidak tidur karena takut kebablasan. Akupun mengiyakan ajakan mas Bagus
tersebut. Namun entah setan apa yang menggelayuti mataku aku tertidur pulas
diranjang kamar hotel yang sangat empuk itu.
Betapa kagetnya aku ketika
aku bangun jam menunjukan pukul 05.55. Sedangkan pesawatu pukul 06.35 dan jarak
dari hotel ke badara itu sekitar 20 menit. Astagfirullahaladzim!!!!! Aku langsung beres-beres
dan pergi kebawah untuk check out. Tidak lama kemudian aku langsung diantar
oleh petugas hotel menuju airport. Oya sebagai informasi shuttle dari hotel
yang aku tumpangi ini gratis dari hotel. Sesampainya di bandara tepat pukul
06.15 dan ketika aku lihat dipapan informasi Garuda Indonesia check in nya
sudah ditutup.
Dengan langkah lunglai
aku melangkah mengitari Suvarnabhumi airport. Entah kepada siapa aku harus
meminta tolong. Ditambah lagi ketika aku bertanya kepada petugas mereka tidak
tahu dimana office Garuda Indonesia. sebagai informasi buat teman-teman tidak
semua petugas disini mengerti bahasa Inggris jadi yang sabar aja ya. Masalah
kembali datang ketika handphoneku tidak bisa connect dengan wifi disana. Ohhhh…
Kemudian satu petugas menyuruhku untuk pergi ke café internet yang ada di sudut
airport. Ya memang disana ada café internet tapi harganya sangat mahal sekali
yaitu 100 baht untuk 20 menit. Tapi karena terpaksa akupun membeli voucher
tersebut.
Akupun meminta
pertolongan kepada teman dan panitia dari World Learning. Kemudian mereka
menyuruhku untuk langsung datang ke office Garuda dan mereka memberitahuku
posisinya ada di lantai 6. Tanpa pikir panjang akau langsung kesana.
Sesampainya disana aku menceritakan kronologis yang aku alami. Lalu mereka
memberikan solusi kepadaku dengan rebook ulang tiketku. Aku mengiyakan saja.
Namun ternyata aku harus membayar uang sekitar 3000 baht disana. Ketika aku cek
uang didompetku aku persis hanya memiliki 1500 baht. Oh tuhan apa yang harus
aku lakukan.
Kemudian karena aku
tidak mau kebawah untuk menhabiskan uang di internet café yang mahal itu aku
mencoba untuk meminjam computer staff yang ada di office garuda. Setelah proses
panjang sang malaikat penolong datang padaku. Dia bernama Christina Thomas, dia
adalah orang dari world learning dia mengcancel semua jadwal flightku dan menggantinya
dengan yang baru. Saat itu rasanya aku seperti seorang pengembara di gurun yang
kepanasan dan terjun kesebuah oasis dan berenang disana. Akhirnya aku selamat
mendapatkan tiket baru dan penerbanganku adalah sore hari.
.JPG)
Saat itu pukul 11.00
dan penerbanganku masih pukul 17.00. agar tidak jenuh duduk galau di airport
aku mencoba mengelilingi seluruh sudut airport. Tiba-tiba kaki yang licah ini
membawaku ke basement airport tepat dimana Airport Raillink berada. Tanpa
banyak basa basi akupun langsung kesana dan melihat cara orang membeli tiket
City Line dengan mesin otomatis. Setelah memata-matai akupun berhasil membeli
satu tiket untuk satu perjalanan ke Makasan. Kemudian aku turun lagi
kebawahmenuju tempat kereta berada. Tidak lama kereta yang aku impikanpun
datang. Hahahahaha akhirnya aku naik juga.
.JPG)
Ketika kereta itu
berangkat persis tidak ada suara gujeg-gujeg seperti kerata di Indonesia.
Kereatanya meluncur mulus tak bersuara dan akupun jatuh cintaaaaa. Perjalanan
ke stasiun Makasan membutuhkan waktu sekitar 20 menit dan mereka ontime. Turun
di stasiun makasan aku enggak tau mau pergi kemana. Karena niatku hanya ingin
coba keretanya saja. Tapi lain halnya dengan kaki ini, ia terus saja berjalan
keluar stasiun menuju terminal MRT Pitchanburi. Sesampainya aku berhasil
emgurungkan niatku untuk naik MRT dan kembali keluar terminal. Namun lagi-lagi
kaki ini membawaku keluar menginjakan dirinya di jalanan padat kota Bangkok.
Stelah lama berjalan perutku terasa keroncongan. Awalnya niatku ingin mencari
supermarket seperti seven eleven. Namun setelah jau berjalan tak satupun aku
temukan.
Pandangankupun tertuju
ke sebuah restoran jepang yang persis tepat dipinggir jalan yang aku lalui.
Meski ragu-ragu takut harganya kemahalan aku langsung masuk dan memesan. Saat
itu aku memesan sushi dan makanan seperti tahu dan air mineral. Ketika aku
hitung itu totalnya sekitar 310 baht. Dalam benaku cukuplah. Setelah selesai
makan, akupun eminta bill kepada waitress disana. Alangkah bahagianya hatiku
mereka memberiku discount 140 baht hahahahahha. Jadi aku hanya membayar 187
baht. Alasannya kenapa? Karena aku orang asing dan aku memotret restoran
mereka. Mereka juga berpesan padaku jangan lupa like page kita “Real Ichi”
hahahha.
Selesai dengan urusan di restoran aku langsung pergi
menuju Makasan Stasiun. Kemudian membeli tiket City line di mesin otomatis lagi
dan kembali ke airport. Diairport aku langsung menuju counter check in dan
melewati proses imigrasi. Sembari tersenyum lebar aku duduk sendiri di gate
menunggu maskapai kebanggan Indonesia memawaku ke bumi pertiwi.
No comments:
Post a Comment